KTP Tuhan dan Saiton
Kemunculan
Tuhan dan Syaiton
Tahun lalu, ranah publik dihebohkan
dengan kemunculan Tuhan. Warga Desa
Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur itu mendadak jadi sorotan.
Bagi yang belum kenal tentu tak
percaya jika nama Tuhan itu
benar-benar namanya.
Rumah Tuhan pun mendadak ramai
didatangi orang, pun para pemburu berita.
Tuhan mengaku namanya adalah
pemberian almarhum orangtuanya. Dia tak mengerti apa makna dan mengapa diberi
nama demikian. "Tidak mengerti ya, ya namanya di kampung, namanya itu ya
itu," ucap Tuhan.
Tuhan mengaku namanya adalah
pemberian almarhum orangtuanya.
Merujuk bahasa yang umum dimengerti,
Tuhan berarti Yang Maha Kuasa, pencipta seluruh makhluk di dunia ini. Namun
istri Tuhan tak resah memanggil suaminya sesuai dengan namanya.
Selang beberapa hari, nama lain yang
tak kalah unik muncul ke permukaan. Pria Palembang ini juga memiliki nama tak
lazim, yakni Syaiton.
Cerita tersebut diungkapkan Ketua
Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay. Dia mengaku memiliki kenalan pria
bernama Syaiton di Palembang.
"Ada namanya Syaiton di Palembang.
Saya kenal betul dengan orangnya," ungkap Saleh di Gedung DPR, Senayan,
Jakarta, Rabu 26 Agustus 2015.
Dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP),
nama warga tersebut tertulis Saiton. Tercatat sebagai warga di Perumahan Taman
Mekarsari Blok D2 Desa Sugirawas, Kelurahan Talang Jambi, Kecamatan Sukarami
Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Saiton lahir di Paldas Banyuasin, 10
Febuari 1976. Nama tersebut, kata dia, merupakan pemberian kedua orangtuanya,
Cik Nang dan Saimubah.
Asal muasal
diberi nama tersebut karena dari 12 saudaranya yang lahir, hanya dua orang yang
bisa bertahan hidup. Sepuluh saudaranya hanya bisa hidup di usia 5-7 tahun. Saat
Saiton lahir, kedua orangtuanya pesimis jika anak bungsunya ini akan bertahan
hidup seperti kedua saudaranya.
Walau namanya sering dikonotasikan
sebagai hal buruk, namun ternyata Syaiton atau Saiton mampu membuktikan bahwa nasibnya
tidak seburuk namanya.
Pria berusia 39 tahun itu merupakan
lulusan pascasarjana bergelar Magister Managemen. Hebatnya, dia berhasil
menamatkan kuliah dengan program beasiswa.
Bagi bapak 4 anak ini, nama Saiton
yang sebelumnya disebut Syaiton membawa kesan
tersendiri. Saat mengurus dokumen-dokumen penting, ia selalu merasa dimudahkan.
Kendati saat mendengar namanya, banyak orang yang langsung tersenyum bahkan
tertawa.
Warga bernama Saiton diwisuda di
Palembang, Sumatera Selatan. (Liputan6.com/Nefri Inge)
Kemungkinan karena namanya, ia pun
mendapatkan kemampuan indigo yaitu bisa melihat makhluk halus.
Kerap kali saat ia datang ke suatu tempat yang baru, ia sering melihat
penampakan wujud makhluk astral.
"Dulu zaman SMP, kami
sekeluarga pindah ke kontrakan karena orangtua saya berasal dari keluarga serba
pas-pasan. Saat tinggal di kontrakan tersebut, saya melihat banyak makhluk
halus di sana. Wujudnya sangat jelas. Namun mereka tidak mengganggu, hanya
terlihat saja," ungkap Saiton.
Tidak hanya bisa melihat penampakan,
Saiton pun sering mendengar namanya dipanggil-panggil oleh makhluk halus saat
sedang sendirian. Namun, Saiton tidak merasa itu sebagai gangguan. Ia pun
menanggapinya dengan santai.
Karena namanya aneh dan langka,
Saiton sempat berupaya untuk mengganti namanya dengan yang lumrah dipakai orang
Indonesia. Dia 2 kali mencoba mengganti namanya, namun usahanya sia-sia. Bahkan
ia harus mengalami kesakitan yang parah saat menggunakan nama barunya.
Saat usia 3 tahun, orangtua Saiton
sempat ingin mengganti nama
anaknya dengan nama Iskandar. Setelah diganti, kondisi kesehatan Saiton malah
memburuk, ia pun nyaris lumpuh total dan tidak bisa beraktivitas.
Meluasnya berita tentang warga
bernama Tuhan dan Syaiton membuat heboh masyarakat Indonesia. Kepala
Disdukcapil Palembang Ali Subri membocorkan ada warganya yang bernama unik, yakni
Rupiah.