4.
BREAKING NEWS :
Home » » 5 Kisah Mualaf Paling Menggemparkan

5 Kisah Mualaf Paling Menggemparkan

Written By Unknown on Minggu, 14 Februari 2016 | 10.20


Mualaf adalah sebutan bagi mereka yang mengubah keyakinan dan sepenuhnya memeluk Islam. Di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu kisah orang menjadi mualaf tidak terlalu menggemparkan. Tetapi di belahan dunia lain, dimana muslim adalah minoritas dan prasangka buruk terhadap Islam sangat luas, kisah mereka menjadi sangat menggemparkan bahkan seringkali mendapat hujatan dan cacian.

Tetapi para mualaf ini menghadapinya dengan tegar. Mereka beranggapan keyakinan adalah masalah hati. Ketika hati sudah mendapat hidayah maka tak ada seorang pun yang mampu menahan mereka. Lingkungan di sekitar mereka yang mayoritas anti Islam pun harus gigit jari ketika mereka teguh memegang keyakinan baru mereka.

Berikut 5 kisah mualaf paling menggemparkan:

1. Abdullah Takazawa

Abdullah Takazawa
Abdullah Takazawa
Berambut gondrong dan penuh tattoo, itulah gambaran fisik dari pria yang dulunya tukang tattoo para mafia Jepang Yakuza ini. Tetapi itu dulu, sebelum pria bernama asli Taki Takazawa ini memeluk Islam. Setelah lama mempelajari berbagai agama dan keyakinan, pencarian panjangnya akan arti hidup menjadi titik balik ketika bertemu seorang penceramah muslim Sheikh Niamatullah 15 tahun yang lalu.

Pada tahun 2006 Takazawa memantapkan hati memeluk Islam dan pergi berhaji pada tahun 2008. Setelah itu Takazawa menambahkan kata Abdullah yang berarti ‘Hamba Allah’ pada namanya. Kini pria ini menjadi satu di antara lima Imam Masjid Besar di Jepang. Kisah Takazawa ini memberi bukti bahwa mereka yang mencari Tuhan dengan hati dan pikiran akan lebih kuat memegang iman setelah mendapatkan hidayah. (sumber asli)

2. Malcolm X

Malcolm X bersama Muhammad Ali
Malcolm X bersama Muhammad Ali
Pria yang lahir dengan nama Malcolm Little pada tahun 1925 ini adalah salah satu tokoh hak asasi manusia Amerika paling terkenal. Menjadi yatim pada usia 6 tahun setelah ayahnya dibunuh, Malcolm kecil juga harus kehilangan ibunya pada usia 13 tahun karena harus dirawat di rumah sakit jiwa. Pada usia 20 tahun Malcolm dipenjara karena pencurian. Di dalam penjara inilah dia mulai belajar tentang Islam. Sayangnya di awal-awal keislamannya, Malcolm malah bergabung dengan organisasi radikal Nation of Islam.

Baru setelah pergi berhaji pada tahun 1964, Malcolm menyadari bahwa radikalisme tidak akan menyelesaikan masalah. Malcolm pun mengubah haluan menjadi lebih moderat dan lebih aktif menyuarakan persamaan hak antara kulit hitam dan kulit putih. Pada tahun 1965 pria yang mempunyai nama muslim el-Hajj Malik el-Shabazz ini ditembak mati oleh tiga orang anggota Nation of Islam. Pemakamannya dihadiri oleh lebih dari 30.000 orang. Hingga kini, buku autobiografinya ‘The Autobiography of Malcolm X’ dianggap sebagai salah satu buku non fiksi paling berpengaruh di abad ke-20. (sumber asli)

3. Arnoud van Doorn

Arnoud van Doorn bersama putra
Arnoud van Doorn bersama putra
Sebagai salah satu politisi berhaluan kanan, pria ini awalnya sangat membenci Islam hingga membuat film yang berisi hinaan kepada Nabi Muhammad berjudul ‘Fitna’. Tetapi reaksi masyarakat muslim dunia yang begitu keras membuatnya heran hingga akhirnya dia tertarik mempelajari Al-Qur’an dan akhirnya masuk Islam pada tahun 2013. Ketika pergi haji beberapa saat kemudian, van Doorn bersimpuh meminta maaf di depan makam Nabi dan para ulama di sana karena kebenciannya pada Islam di masa lalu.

Sekarang van Doorn adalah ketua Europe Dakwah Foundation dan duta bagi Canada Dakwah Association. Pada tahun 2014, anaknya yang bernama Iskander Amien De Vrie menyusulnya menjadi mualaf setelah melihat perubahan signifikan pada pribadi ayahnya setelah masuk Islam. Iskander melihat ayahnya kini menjadi lebih tenang, damai dan lebih bahagia. (sumber asli)

4. Alma dan Lila

Alma dan Lila
Alma dan Lila
Pada tahun 2003 masyarakat Perancis dihebohkan dengan kontroversi larangan pemakaian jilbab di sekolah. Pemicu dari kontroversi ini adalah dua orang remaja bernama Alma dan Lila yang merupakan mualaf dari kalangan keluarga Yahudi. Ayah kedua gadis ini yang non muslim mendukung kedua anaknya dan beranggapan bahwa setiap warga negara bebas untuk berpakaian sesuai keyakinannya.

Seperti diketahui, Perancis adalah negara yang sangat tegas memisahkan antara kehidupan bernegara dan beragama. Larangan memakai simbol keagamaan tidak hanya berlaku pada kaum muslim saja, tetapi pada semua termasuk kaum Sikh dilarang memakai turban, demikian juga dengan penganut Yahudi, Kristen, dan agama lain. (sumber asli)

5. Murad Wilfried Hofmann

Murad Wilfried Hofmann
Murad Wilfried Hofmann
Pria ini adalah seorang duta besar dari Jerman dan seorang penulis. Terlahir pada keluarga Katolik, pria ini memilih menjadi mualaf setelah melihat banyak kontradiksi dalam ajaran agamanya. Faktor lain yang menyebabkannya mantap memilih Islam adalah ketakjuban atas kekuatan hati para muslim Algeria dan Maroko selama menjadi duta besar di sana.

Hofmann menyaksikan sendiri meskipun didera cobaan hidup yang sangat keras, tetapi kaum muslim penduduk kedua negara tersebut tetap teguh memegang keyakinannya. Karena itulah dia kemudian mulai mempelajari Islam dan akhirnya menjadi mualaf. Setelah mengarang banyak buku tentang Islam, kini Hofmann diangkat sebagai anggota kehormatan sekaligus penasihat pada Central Council of Muslims di Jerman. (sumber asli)

Sumber: www.mbakbro.com
Share this article :

Artikel Islam

More on this category »

Mualaf

More on this category »

Post Terkini

LGBT HARAM

LGBT HARAM

Sukanagara News

More on this category »

Cisompet News

More on this category »

Garut News

More on this category »

Regional News

More on this category »

National News

More on this category »

World News

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Tony Putra Garut Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Desa Sukanagara News - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Tony Kurniawan Alamat Desa SukanagaraJl.Bantar Peundeuy-Panyindangan