“Miras Oplosan, Pejabat Garut Tertangkap Tangan Bersama Istri Sesama Pejabat, Serta Darurat HIV/AIDS“
Inilah, antara lain Tiga Berita Paling Memilukan.Bahkan Sangat Menggemparkan sepanjang 2015 versi Garut News, terdiri skandal “Minuman Keras” (Miras) oplosan. Merenggut belasan hingga puluhan korban hingga mereka Meregang Nyawa. Disusul, Skandal Kebrangkrutan Moralitas Pejabat Garut, yang Tertangkap Tangan Bersama Istri Sesama Pejabat. Serta Fakta, dan Berita Garut Darurat HIV/AIDS.
Sehingga Ketiga Tragedi Kemanusiaan tersebut, tak hanya
menjadikan penduduk kabupaten setempat Terperangah, Kesal, Geram, serta
Terguncang keras. Melainkan juga, Sangat Banyak Menuai Senyum Sinis, serta Kecut dari Penduduk Lainnya di Negeri Bernama Indonesia ini.
Fenomena tragedi “gunung es” bertumbangannya korban penenggak
“gelegak” Miras oplosan atawa air api ini, justru berlangsung sepanjang
lintasan rentang waktu dua tahun berturut-turut, 2014-2015. Sehingga, dirubuhkannya sekitar 35 bangunan kios seputar Terminal Guntur Garut, pada Selasa (16/12-2014). Lantaran terindikasi kuat kerap dijadikan wahana penjualan
minuman haram itu, hanya mengesankan upaya penanggulangan bersifat
“tabrak lari”. Terbukti tak menjadikan efek jera……
Disusul skandal memilukan. Seorang
pejabat tertangkap tangan oleh suami perempuan yang dibawanya, memasuki
kamar hotel pada obyek wisata Cipanas, Jum’at (02/10-2015). Kemudian, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini berkondisi “darurat” atawa epidemis HIV/AIDS.
Tetapi bupati setempat Rudy Gunawan membantah keras ada PNS di lingkungannya terinfeksi. Atawa menjadi korban jenis penyakit mematikan tersebut. “Tak ada PNS kena HIV/AIDS, sedangkan yang darurat HIV/AIDS
itu tak hanya Garut. Melainkan seluruhnya darurat HIV/AIDS,” katanya
ketika didesak pertanyaan Garut News di Lapangan Merdeka, Ahad
(27/12-2015).
Dari kisaran 435 hingga 437 kasus jenis penyakit mematikan
itu, antara lain 340 kasus di antaranya mendera kelompok usia 25 hingga
39 tahun, serta 26 kasus melanda kelompok usia 10 hingga 24 tahun,
dengan akar permasalahannya faktor geografis, dan sosial, ungkap Denden
Supresiana.
Direktur Eksekutif “Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia” (PKBI)
kabupaten setempat itu, katakan dari 148 kasus HIV/AIDS akibat penasun
(jarum suntik narkoba) terindikasi kuat terdapat korban dari kalangan
PNS.
Juga dari 56 kasus kategori “High Risk Man” (HRM/Pria Berisiko Tinggi) juga disinyalemen terdapat kalangan PNS, sehingga sedikitnya dua PNS di Garut didera HIV/AIDS.
Sedangkan 24 kasus lantaran Laki Seks Laki (LSL), 14 waria,
dua kasus Wanita Penjaja Seks (WPS), 129 kasus pasangan Ristri, 15 kasus
anak, serta lima kasus tak terdeteksi. Totalitas 435 kasus ini, terdiri 128 HIV, dan 307 AIDS, terdapat 161 penderita di antaranya meninggal dunia.
Kabupaten Garut juga berposisi atawa peringkat kesepuluh dari
27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, namun ragam upaya
penanggulangannya terus-menerus kian gencar dilaksanakan, katanya.“Lantaran ‘Perilaku’ Menyimpang Garut Dikepung 437 Kasus HIV/AIDS”
Lantaran kian merebak-maraknya penyimpangan perilaku selama
ini. Menjadikan Kabupaten Garut, hingga akhir Nopember 2015 dikepung 437
kasus HIV/AIDS. Mereka pengindap virus mematikan tersebut, tersebar pada 29 dari 42 wilayah kecamatan.Bahkan tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Garut Kota mencapai 111 kasus AIDS, serta 34 kasus HIV.
Sekretaris Harian pada “Komisi Penanggulangan AIDS” (KPA)
kabupaten setempat, Dede Rohmansyah, M.Kes antara lain
mengemukakan“perilaku” bermasalah itu, merupakan akar masalah atawa
penyebab utama terjadinya kasus HIV/AIDS.
Sehingga pada rangkaian helatan peringatan Hari AIDS Sedunia
2015 ini, mengusung tematik “Perilaku Sehat”,maka sangat diperlukan
kesadaran masyarakat, terutama penderita HIV/AIDS senantiasa mencari
solusi dan berkonsultasi, agar bisa mendapat pemahaman baik, dan benar
mengenai perilaku sehat tersebut.
Menyusul para pengindap jenis penyakit itu, kini mendera ragam kalangan masyarakat, ungkap Dede Romansyah.
Didesak pertanyaan semakin terindikasi kuat kian
merebak-maraknya titik lokasi serta aktivitas transaksi badani,
menjadikan salah satu penyebab terdapatnya 129 suami dan istri di
kabupaten itu, didera serangan HIV/AIDS……?
Rohmansyah menyatakan KPA konsisten dengan komitmen mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS. Karenanya beragam kegiatan lain pun, di antaranya konsultasi
dan advokasi termasuk sosialisasi upaya penanggulangan senantiasa
diselenggarakan, katanya.
*******
Sedangkan berita penting lain, di antaranya Kondisi
“Indeks Pembangunan Manusia” (IPM) Kabupaten Garut melorot tajam bahkan
menjadi kedodoran, dari semula mencapai sekitar 72,81 menjadi 62,23. Sehingga dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Barat, juga menjadi urutan kedua dari bawah. Semula bisa bertengger pada peringkat 17 menjadi 26, dari 27 kabupaten/kota.
Kondisi ini juga diperparah “Laju Pertumbuhan Ekonomi”(LPE) 2014 berkondisi 4,81 atawa melorot 0,14 digit dibandingkan LPE 2011 bisa bertengger pada 4,95. Sebelumnya LPE 2012 berkondisi 4,07 serta LPE 2013 bertengger pada 4,76.