Kab. Bandung.
Hulu Sungai Citarum ada di Wilayah Kec. Kertasari Kab. Bandung. Kawasan Hulu lindung, sebagai kawasan
pengembangan antisipasi rawan bencana
diantaranya bencana longsor dan banjir.
Hal tersebut menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, pemerintah pusat dan daerah sudah memenuhi
kewajibannya berbagi program sudah di gulirkan,
diantaranya perbaikan lingkungan dan bangunan dengan pembatasan
pembangunan di daerah rawan longsor. Langkah antisipasi untuk pengurangan
bencana banjir antara lain dengan peningkatan kawasan resapan air di hulu
sungai dan perbaikan kualitas lahan kritis. Bukan itu saja pentingnya menjaga Hulu Sungai Citarum, maka arahan pembangunan ekonomi yang bersifat regional
dan lintas sektoral menjadi perhatian
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Untuk mengantisipasi hal itu Pemerintah
Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Program
yang bernama program Citarum Lestari
salah satunga Program agroporestri Model
Kawasan Lindung (MKL). Begitu pula Pemerintah Kab. Bandung tidak tinggal diam, dibuatlah Program
Sabilulungan diantaranya menjaga leweung Sabilulungan. Untuk mempercepat
pembangunan, Pemerintah Pusat juga tak ketinggalan Pada tahun 2015
telah mengelontorkan Program yang bernama Quick Wins (Reaksi cepat pembangunan) Penangan Rehabilitas Hutan dan lahan. Salah
satunya program Quick Wins Agroforestry yang diluncurkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) Melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS).
Program tersebut bertujuan untuk pemulihan
DAS yang kritis, pulihnya fungsi daerah
tangkapaan air dan meningkatnya pengelolaan hutan oleh masyarakat. Sementara
program QW Agroforestry ditargetkan hingga 2019, untuk pemulihan tersebut di bagi 3 DAS diantaranya Das Citarum dengan luas lahan keritis 84.173.80
Ha, dam pengendali (DPi) 400 unit, dam penahan (DPn) 14.239 unit, Gully Plug
(pengendali jurang) 21.189 unit, dan
Sumur resapan air (SRA) 85.648 unit. Das Ciliwung Agroforestry 994.10; DPi (40
unit), DPn (258 unit), Gully Plug (150 unit) dan SRA (87662 unit). Das Cisadane
Agroforestry 2.019 Ha, DPi (345 unit), Gully plug (13.732 unit) , DPn (560
unit) dan SRA (282.860 unit).
Sementara untuk tahun 2015 Pemerintah Pusat menargetkan, DAS
Citarum, Agroforestry 5.500 Ha; DPi (2 unit), DPn (150 unit), Gully plug (400
unit), dan SRA (2.100 unit). DAS Ciliwung, Agroforestry 500 Ha; DPn (50 unit) ,
Gully plug (150 unit), dan SRA (1.100 unit). DAS Cisadane, Agroforestry 100 Ha;
DPn (25 unit), Gully plug (25 unit) dan SRA (200 unit).
Hal tersebut terbukti Ketika WIP melakukan
tugas liputan di DAS Citarum di wilayah
Kab. Bandung, dengan luas lahan untuk Agroforestry 3.500
Ha, DPi (2 unit), DPn (115 unit), Gully plug (229 unit) dan SRA (1.400
unit). Adapun dalam pelaksanaannya di bagi 3 Sub-DAS yakni Sub DAS Cirasea, Sub
DAS Ciwidey dan Sub DAS Cisangkuy.
Kegiatan di 3 Sub DAS tersebut hasil pemantauan WIP, saat ini sudah rampung dilaksanakan.
Program Quick Wins tersebut ternyata
mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, khususnya Masyarakat di wilayah
DAS menjadi antusias untuk menjaga dan memelihara wilayah DAS.
Bukan itu sajah, adanya Agroforestry perekonomi masyarakat saat ini
mulai terang, inilah yang ditunggu tunggu masyarakat.
FK-KTA Kab. Bandung Siap Kawal Program QW Agroforestry
Saking semangatnya masyarakat di Kab.
Bandung, tak heran saat ini sudah terbentuk
Forum Koordinasi Kelompok Tani Agroforestry (FK-KTA) Kabupaten
Bandung.
Ketua FK-KTA Kab. Bandung Ahmad Sudirman
(Abah Alit) mengatakan, baru pertama kali mendapat kepercayaan dari Pemerintah
dalam melaksanakan kegiatan Agroforestry, "Maka kami telah mengambil sikap
mendukung terlaksananya program Agroforestry maupun konservasi tanah dan air
(KTA) dalam rangka memulihkan DAS Citarum," tegasnya, Jumat (01-01-2016).
Selain itu, menurut Abah, demi kelancaran
program Agroforestry hingga tahun 2019,
atas nama Forum Koordinasi
Kelompok Tani Agroforestri (FK-KTA) siap
mengawal dan membina pada kelompok, " Karena kegiatan ini bukan bansos,
bukan hibah, dan bukan proyek. Akan tetapi sebuah program yang
berkelanjutkan," tegasnya.
Lebih lanjut Abah menjelaskan, dengan
kepentingan Alam yang hubungan dengan
ekolohi, ekonomi dan sosial salah
satunya program Agroforestry, sudah tercakup semuanya; 1. ekolohi, diwajibkan
untuk menanam pohon, 2. ekonomi, diwajibkan melaksanakan tumpang sari, 3.
social, diwajibkan berkelompok,
"Baru mendapatkan bantuan itu yang kami
antusias tentang program ini,
"tambahnya.
Dirinya juga sangat bersukur adanya
program yang diluncurkan BPDAS Citarum, karena program ini sangat mulia,
"Pasalnya dalam program itu nantinya ada biaya pemeliharaan, ada biaya
pasca panen, dan ada biaya lainnya, itu
yang menjadi antusias masyarakat," tuturnya.
Dia juga menambahkan, Forum FK-KTA Kab.
Bandung bukan hanya memikirkan pembangunan Citarum sajah, akan tetapi
kesejahteraan masyarakat pun harus kita
pikirkan sesuai Visi Misi Forum
yaitu, Leweung Hejo Masyarakat
Ngejo Jawa Barat jadi Hebat. (Hutan Hijau Masarakat bisa makan Jawa Barat
jadi Hebat) yang artinya HEBAT; Hijau, Endah, Berbuah, Air,
dan aman Tirta-nya, "Mungkin
Visi Misi Kami sama dengan program Citarum Lestari yang diluncurkan
Gubernur Provinsi Jawa Barat," tambahnya.
FK-KTA ini bukan hanya kerjasama dengan
Pemerintah saja, akan tetapi bisa juga
kerjasama dengan lembaga-lembaga lain,'siapa saja" yang penting
Visi dan Misi-nya sama dengan forum tersebut, mari kita bersama-sama untuk
mensukseskan Program penanganan lahan keritis. Dia juga berharap agar program Agroforestry ini terus berlanjut
demi kepercayaan masyarakat dan
lingkungan, tutur Abah.
Pemkab Bandung
Dukung Program Quick Wins
Sementara Menurut Kepala Dinas Pertanian Hutan
dan Kebun Kab. Bandung Ir. H. Entis Sutisna mengatakan, di Wilayah
DAS Citarum ada dua Daerah kegiatan yang seperti itu, Kab. Bandung dan Kab.
Bandung Barat. Untuk Kab. Bandung dipusatkan di Bandung Selatan mulai dari Kec.
Kertasari, Pasirjambu Sampai Kec. Ciwidey.
Adapun pelaksanaan kegiatan dan
administrasi hingga keuangan Kab. Bandung tidak terlibat, seluruhnya
dilaksanakan pihak BPDAS Citarum, "Memang waktu itu di tawarkan pada kita
dikarenakan keterbatasan prosonil dan jumlah anggarannya cukup besar, biarlah yang melaksanaan mereka! Kata Entis kepada WIP diruang
kerjanya, Kamis (31-12-2015).
Menurut Entis, pihaknya hanya membantu dan
mempasilitasi, sedangkan pelaksanan
dilapangan melalui koordinator
penyuluh kehutanan, kemudian dibantu
tim tingkat Desa dan tim
tingkat Kecamatan, serta tim yang diketahui oleh mereka, terangnya.
Dia
menambahkan, dengan adanya program itu bagi Pemkab Bandung sangat beruntung, guna mempercepat penanganan lahan keritis di hulu Citarum kita sambut lokasi program Quick Wins
dengan harapan kegiatan tersebut berdampak pada bagaimana penanganan lahan
keritis di Kab. Bandung, "Selain penanaman pohon dalam program tersebut ada segi teknis yang dilaksanakan, disamping
itu ekonomi masyarakat bisa bertambah
karena program itu ada pembelian dan ada ongkos kerja untuk melaksanakan kegiatan itu," katanya.
lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut yang paling penting adanya
keterlibatan masyarakat, mereka harus monitoring, jangan sampai masyarakat tidak tahu peruntukannya jika ada kesalahan
segera diperbaiki, tambahnya.
Dirinya juga mendukung pelaksanaan program Quick Wins,
apalagi berdasarkan data akhir luas
lahan yang keritis di Kab. Bandung
mencapai 22 ribu Ha lagi yang belum ditangani. Dia juga berharap dengan
adanya pelaksanaan kegiatan program itu bisa mengatasi bencana dan ekonomi Masyarakat Kab. Bandung bisa
meningkat, harapnya.*Uden S.
sumber:http//wartaindonesiapembahruan.blogspot.com