Rafah, Perbatasan Mesir-Gaza (ANTARA News) - Rumah Sakit Indonesia yang
baru dibuka di Gaza City, Palestina, dipenuhi pasien warga Palestina.
"Pasien cukup banyak, hari pertama dibuka saja pasien rawat jalan tercatat 112 orang, termasuk empat pasien menjalani bedah ortopedi," kata Ketua Panitia Pembukaan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Edy Wahyudi ketika dihubungi Antara dari Rafah, perbatasan Mesir-Gaza, Selasa.
"Pasien warga Palestina cukup membeludak memenuhi Rumah Sakit Indoensia sejak dibuka beberapa hari lalu," kata Abdillah Onim, relawan Indonesia di Gaza.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza memberikan layanan kesehatan cuma-cuma, tanpa mengenakan biaya apapun.
Edy menjelaskan Deputi Menteri Kesehatan Palestina di Gaza Dr Yusuf Abu Al Rish meresmikan pembukaan Rumah Sakit Indonesia pada 24 Desember 2015.
Saat ini ada lebih dari 30 dokter dengan berbagai spesialisasi, semuanya warga Palestina, yang bekerja di Rumah Sakit Indonesia.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga menyediakan lima unit ambulans untuk mendukung kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Indonesia.
Edy mengatakan sampai saat ini belum ada dokter dari Indonesia yang bekerja di rumah sakit itu.
"Sebetulnya sudah tersedia sejumlah dokter sukarelawan dari Indonesia. Namun mereka terkendala izin masuk Gaza dari pemerintah Mesir," katanya.
Dua unit ambulans yang dibeli Mer-C pun, menurut dia, masih tertahan di Kairo karena belum mendapat izin masuk Gaza dari pemerintah Mesir.
Saat ini hanya terdapat lima sukarelawan Mer-C di Gaza, semuanya teknisi yang membantu pengelolaan Rumah Sakit Indonesia di sana.
Fasilitas
Eddy mengatakan fasilitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza cukup lengkap, antara lain meliputi aneka peralatan medis canggih seperti alat bedah ortopedi dan CT Scan.
Rumah Sakit Indonesia memiliki 90 ruang rawat inap, 10 ruang instalasi gawat darurat dan 10 unit perawatan intensif.
Pembangunan rumah sakit itu dimulai tahun 2009. Menurut Mer-C dana untuk pembangunan rumah sakit itu 100 persen diperoleh dari sumbangan rakyat Indonesia, demikian pula dengan obat-obatan yang tersedia saat ini.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf Al Qudwa kepada jaringan televisi Al Quds pada Senin (28/12) malam mengatakan kehadiran Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan sumbangan terbesar rakyat Indonesia bagi rakyat Gaza
"Pasien cukup banyak, hari pertama dibuka saja pasien rawat jalan tercatat 112 orang, termasuk empat pasien menjalani bedah ortopedi," kata Ketua Panitia Pembukaan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Edy Wahyudi ketika dihubungi Antara dari Rafah, perbatasan Mesir-Gaza, Selasa.
"Pasien warga Palestina cukup membeludak memenuhi Rumah Sakit Indoensia sejak dibuka beberapa hari lalu," kata Abdillah Onim, relawan Indonesia di Gaza.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza memberikan layanan kesehatan cuma-cuma, tanpa mengenakan biaya apapun.
Edy menjelaskan Deputi Menteri Kesehatan Palestina di Gaza Dr Yusuf Abu Al Rish meresmikan pembukaan Rumah Sakit Indonesia pada 24 Desember 2015.
Saat ini ada lebih dari 30 dokter dengan berbagai spesialisasi, semuanya warga Palestina, yang bekerja di Rumah Sakit Indonesia.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga menyediakan lima unit ambulans untuk mendukung kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Indonesia.
Edy mengatakan sampai saat ini belum ada dokter dari Indonesia yang bekerja di rumah sakit itu.
"Sebetulnya sudah tersedia sejumlah dokter sukarelawan dari Indonesia. Namun mereka terkendala izin masuk Gaza dari pemerintah Mesir," katanya.
Dua unit ambulans yang dibeli Mer-C pun, menurut dia, masih tertahan di Kairo karena belum mendapat izin masuk Gaza dari pemerintah Mesir.
Saat ini hanya terdapat lima sukarelawan Mer-C di Gaza, semuanya teknisi yang membantu pengelolaan Rumah Sakit Indonesia di sana.
Fasilitas
Eddy mengatakan fasilitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza cukup lengkap, antara lain meliputi aneka peralatan medis canggih seperti alat bedah ortopedi dan CT Scan.
Rumah Sakit Indonesia memiliki 90 ruang rawat inap, 10 ruang instalasi gawat darurat dan 10 unit perawatan intensif.
Pembangunan rumah sakit itu dimulai tahun 2009. Menurut Mer-C dana untuk pembangunan rumah sakit itu 100 persen diperoleh dari sumbangan rakyat Indonesia, demikian pula dengan obat-obatan yang tersedia saat ini.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf Al Qudwa kepada jaringan televisi Al Quds pada Senin (28/12) malam mengatakan kehadiran Rumah Sakit Indonesia di Gaza merupakan sumbangan terbesar rakyat Indonesia bagi rakyat Gaza