Gunung Nagara
Perjalanan Menuju Gunung Nagara
Padepokan Gunung Nagara
Pemakaman di Puncak Gunung Nagara
Pemandangan Langit Gunung Nagara
Poto Kenang-kenangan
Gunung
Nagara merupakan satu-satunya gunung yang terdapat diantara Desa Sukanagara dan Desa Depok.
Meski disebut gunung, tapi sebenarnya ia lebih mirip bukit ketimbang gunung.
Menurut kebanyakan warga, Gunung Nagara merupakan satu-satunya tempat wisata
religi yang ada di Dsa Sukanagar dan Desa Depok. Disebut wisata religi karena
di puncak gunung tersebut terdapat pemakaman nenek moyang.
Cerita
dan pengalaman KKNM PPMD Itergratif Mahasiwa UNPAD di Desa Depok yang telah
melakukan perjalanan ke Gunung Nagara; menurut para mahasiswa yang mendengar
dari cerita masyrakat setempat, Konon, di salah satu pemakaman tersebut
terdapat sebuah makam Prabu Kian Santang, yang diyakini sebagai anak Prabu
Siliwangi. Sayangnya, tidak ada literatur yang membuktikan apakah benar salah
satu di antara makam tersebut memang benar makam Prabu Kian Santang. Alhasil, sejarah
menjadi samar. Ada warga yang meyakini, ada pula yang tidak.
Dari
cerita yang mereka dengar, akhirnya mereka tertarik dan memutuskan untuk pergi
ke Gunung Nagara. Hari itu tanggal 6 Juli 2011, cuaca terik tak menghalangkan
niat mereka. Pra mahasiswa berangkat ditemani sekelompok pemuda Karang Taruna Desa
Depok sebagai penunjuk jalan. Mereka berangkat berjalan kaki dari Dusun Pangligaran.
Tak lupa, berbekal ransel, membawa persediaan makanan dan minuman.
Kurang
lebih dua jam Mereka menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Jarak yang jauh
ditambah dengan jalur yang cukup sempit dan terjal membuat perjalanan Mereka
tersendat-sendat. Bahkan beberapa di antara Mereka ada yang sampai
muntah-muntah dan hampir pingsan. Perjalanan awal menanjak terus-menerus
sehingga menguras energi yang cukup banyak
Setelah
melalui perjalanan yang amat melelahkan, sampailah Mereka di puncak Gunung
Nagara. Perjalanan yang melelahkan tersebut langsung terbayar dengan
pemandangan indah yang Mereka dapat. Dari puncak gunung, Mereka dapat melihat
bibir pantai kala siang hari. Indah sekali. Lalu Mereka pun ziarah makam.
Sayangnya, pemandunya tidak memiliki pemahaman sejarah yang cukup baik sehingga
kurang mampu menjelaskan kepada Mereka.
Dari
puncak Gunung Nagara, perjalanan Mereka lanjutkan ke Sumur Tujuh. Sumur Tujuh
merupakan sumber mata air pegunungan Gunung Nagara. Airnya sejuk sekali. Sejuk
hingga bisa melepas dahaga Mereka yang kekeringan sejak tadi. Setelah puas
minum dan bermain air di Sumur Tujuh, Mereka memutuskan untuk pulang sebelum
hari terlanjur gelap. Tak disangka, perjalanan pulang ternyata jauh lebih
menegangkan. Jalanan yang menurun membuat Mereka mudah tergelincir. Namun,
untungnya, berkat kerja sama tim yang baik Mereka pun mampu melalui rintangan
tersebut dan sampai di rumah sebelum gelap. Sungguh hari yang penuh petualangan.
Disadur dari: http://blogs.unpad.ac.id